Perselisihan antara pihak Astro Malaysia dengan Rekanannya yang memegang hak siar PayTV Astro tersebut dengan merk Astro Nusantara berujung kepada ditutupnya layanan televisi berbayar ini. Ratusan karyawan Direct Vision pun nasibnya terkatung-katung. Betapa tidak, akibat dari kasus ini selain para pelanggan yang juga sedang menunggu kepastian dari pihak yang berwenang, para karyawan pun sedang menunggu kepastian nasib mereka, apakah akan masih bekerja di Direct Vision.
Gak nyangka setelah beberapa tahun ini tanpa gonjang ganjing yang bisa "membangkrutkan" Astro Nusantara, ternyata kenyataan sangat berbeda sekali. Kasihan para karyawan, bertambah lah lagi angka pengangguran di Negeri Tercinta ini. Mudah-mudahan mereka bisa segera mendapatkan lapangan kerja yang baru.
Untuk para pelanggan, mudah-mudahan ada keringanan dari pihak penyelenggara, paling tidak untuk bulan terakhir biayanya digratiskan.
Sangat disayangkan hal ini bisa terjadi. Padahal dengan adanya persaingan beberapa provider PayTV seharusnya biaya berlangganan bisa semakin murah (pihak konsumen untung). Walaupun sempat disayangkan karena pihak Astro Nusantara yang pernah melakukan monopoli hak siar Liga Inggris tahun lalu.
Jika Astro Nusantara benar-benar bubar, semoga yang lain termasuk pemain baru seperti Aora TV bisa bersaing di kancah pertelevisian berbayar dan tidak hanya sekedar ikut-ikutan, dan tentunya jangan sampai mengikuti jejak Astro Nusantara dengan memonopoli hak siar acara tertentu apalagi Sepak Bola.
Good bye Astro Nusantara, semoga tetap menjadi ingatan bahwa dikau sempat jaya di Indonesia.
0 komentar
Posting Komentar