Astro Nusantara Minggat

Diposting oleh Maxx | 22.34 | , | 3 komentar »

Rekan-rekan saya di Forum Satelit Dot Com bilang, anaknya menangis seharian gara-gara gak bisa nonton Disney Play House dengan acara kartun kesayangan anak-anak mereka yang hilang gara-gara Astro Nusantara “blank”. Nasib menjadi pelanggan Astro Nusantara memang menyedihkan saat ini. Rekan-rekan tersebut selama ini berlangganan Astro Nusantara, tapi karena konflik yang terjadi dalam tubuh penyelenggara TV berbayar asyik ini, kini keasyikan menonton hilang sudah.

Belakangan Astro Malaysia juga telah mengupgrade sistem acakannya dengan sistem baru yang lebih “aman” (bagi sang provider), sehingga sistem Card Sharing yang selama ini digandrungi melalui sebuah receiver multifungsi yang disebut “Dream Machine” alias Dream Box pun tidak mampu membuka acakannya melalu Internet Sharing. Belakangan diketahui bahwa sistem penggantian “keys”-nya berlangsung sangat cepat (NDS3 – kalo gak salah saya), yang hampir semua trik tidak mampu melakukan “hack” terhadap sistem baru ini.

Tapi, “More Ways to Rhoma” (plesetan; red), ada saja cara yang ditempuh para “penggemar” dunia pertelevisian satelit. Terakhir terdengar rumor di beberapa forum luar negeri dan di forum satelit sendiri sedang dibicarakan rekan-rekan, bahwa sistem acakan baru Astro Malaysia ini bisa dibuka menggunakan “Double Emu” (mohon maaf tidak bisa menjelaskan details peralatan ini – masih mencari informasi yang jelasnya), yang katanya bisa diterapkan di dalam Dreambox. Kita tunggu informasi lanjutannya nanti!

Minggatnya astro nusantara dan upgrade sistem astro malaysia ternyata membuat kesal juga para “viewer” (termasuk saya; red – walaupun tidak langganan), sehingga diperlukan usaha lebih giat lagi untuk menemukan cara terbaru dalam “sharing internet” siaran dari paytv astro malaysia.

Masih ingat dengan celetukan rekan-rekan sehobi saya, bahwa “Menonton Dengan Cara Yang Berbeda” (umumnya illegal; konotasinya gitu; red) lebih asyik daripada sekedar menonton siaran televisi satelit FTA (Free to Air) maupun berlangganan resmi (walaupun mampu), meskipun kadang-kadang “gadget” yang diperlukan harganya lebih mahal daripada menggunakan sistem berlangganan resmi itu sendiri. “Keasyikannya” itu yang membuat sesuatu itu beda!

Semoga Bermanfaat!

Read More......

Mesh Dish Jadi Solid Dish

Diposting oleh Maxx | 13.45 | , , | 9 komentar »

Pernakah terpikir untuk memodifikasi sebuah dish mesh (jaring) menjadi sebuah solid dish? Apakah mungkin melakukan hal demikian? Lalu apa yang kita perlukan untuk keperluan perakitan dish solid ini? Perlukah perhitungan ulang agar parabola tidak berubah bentuknya? Ternyata salah satu cara adalah dengan menggunakan “alluminium foil” yang biasanya digunakan oleh ibu-ibu untuk memasak.

Tak habis pikir, ternyata dunia parabola dan pertelevisian satelit banyak sekali kaitannya dengan dunia masak-masak yang ditekuni ibu-ibu. Bahkan nama dish itu sendiri yang kalau diartikan bisa di sebut “kuali” untuk penggorengan atau “piring” untuk makan. Nah, khan? Sangat erat sekali kaitan dunia yang sangat berbeda ini.

Kalau selama ini kita mengenal talenan yang dimodifikasi (dikreasikan) untuk merobah LNB Polar menjadi LNB Circular terutama untuk menangkap siaran (televisi) yang ditransmisikan dari Negara Rusia yaitu Satelit Yamal 202, maka kali ini kita akan melihat kemampuan selembaran alluminium foil yang biasanya digunakan ibu-ibu untuk memasak makanan yang dipanggan di oven dan lain sebagainya. Ternyata kemampuan alluminium foil ini mirip dengan alluminium pada umumnya yaitu “memantulkan sinyal”.

Alluminium selama ini digunakan untuk pemantul pada dish mesh, serta tulang-tulang dish yang membentuk parabola itu sendiri. Sedangkan alluminium foil yang akan kita gunakan dalam proses “pemantulan” sinyal ini hanyal berupa lembaran alluminium tipis (tanpa lobang-lobang) yang kita rekatkan pada mesh (jaring) dari sebuah dish yang akan kita modif. Kemampuannya sangat memuaskan. Pada percobaan yang kami lakukan (jum’at kemaren), dengan hanya merekatkan alluminium foil pada 1/3 dish mesh 6ft mampu menambah kualitas sinyal sebesar 10%.

Alluminium foil dengan panjang sekitar 7 m dan lebar sekitar 30 cm, direkatkan pada mesh reflektor menggunakan lem “super glue” (lem besi) dan pada sisi luarnya (lingkaran luar dish) kami rekatkan menggunakan “lakban”. Ada baiknya menggunakan lem Fox warna jingga untuk mengelem kau mungkin rekatannya akan lebih kuat dibandingkan lem besi (blom dicoba). Hanya saja, untuk mengatasi angin kencang kami belum mendapatkan solusi terbaik agar dish yang telah dimodifikasi ini bisa bertahan dan tidak mudah rusak ketika tertiup angin. Selain itu, kekhawatiran kami pada hujan deras (lebat) kemungkinan bisa menyebabkan alluminium foil koyak karena lembarannya yang terlalu tipis serta mudah robek ketika digunting.

Kemampuan menambah sinyal sebesar 10% ini kami nilai sangat menarik, karena kalau dilihat lembaran alluminium ini sangat tipis sekali dan jika dilihat sepintas pasti tidak akan pernah terpikir mampu menaikkan kualitas sinyal sebesar itu. Sinyal Indosiar sebelum dish jaring dimodif hanya pada kualitas level 38%. Ketika pekerjaan memodifikasi dish tersebut baru selesai 1/3 bagian, kami langsung coba untuk melihat pengaruh dari modifikasi ini. Ternyata sinyal Indosiar bertambah menjadi sekitar 48%. Fantastis!

Andai saja kami menyelesaikan modifikasi dish tersebut sampai selesai, kemungkinan RCTI yang selama ini “No Signal” pun bisa kami tangkap. Sedangkan pada posisi 1/3 dish yang termodif saja, kualitas sinyal RCTI sudah menunjukkan peningkatan dari semula 0% menjadi sekitar 32% (walaupun belum mampu menampilkan gambar maupun suara). Selain RCTI, sinyal yang yang lain juga ikutan naik. Anteve yang sebelumnya 0% sekarang sudah bisa ditangkap dengan baik pada kestabilan kualitas sinyal 42%, sementara TVOne yang semula sekitar 35% (gambar kayak VCD rusak) naik menjadi 40% (kualitas gambar dan suara normal).

Pencapaian yang luar biasa bagi kami, karena dari percobaan tersebut kita bisa menarik kesimpulan bahwa hubungan antara dunia masak-memasak para ibu rumah tangga sangat erat kaitannya dengan dunia parabola yang digandrungi para bapak selama ini. Kalau selama ini para ibu “memasak kates”, para bapak lah yang “menyantap kates” tersebut (Joking Mode: ON).

Selamat berkreasi!

Read More......

FTA Hot

Diposting oleh Maxx | 10.16 | , | 22 komentar »

Beberapa hari ini memang enak ditemani televisi berbayar yang lagi FTA (biasanya sedang promosi), lumayanlah buat penghibur tambahan.

JCSAT 3A ada 3 transponder yang aktif (FTA):

3960 V 30000, 4000 V 300000, dan 4120 V 30000

Acara paling favorit di ketiga transponder tersebut di atas adalah: LS Time Movie (ketika diblindscanning muncul nama Mega Movie), MTV Taiwan, Z Channel, Z2 Channel dan beberapa channel lain yang masih menyiarkan film-film lumayan bagus. Hanya saja bahasa yang digunakan hampir 100% Mandari tanpa text (maunya sih text bahasa Indonesia, tapi paling tidak ada text Bahasa Inggris pun cukuplah).

Di Z dan Z2 Channel ada acara mirip WWF yang sering diulang-ulang, tapi lumayan juga karena ada wrestling ceweknya, jadi gak terlalu membosankan, hitung-hitung selingan gitu deh.

Kabar selanjutnya adalah dari ST 1 (88'E) dengan beberapa Channel Video Land yang msih FTA. Rekan-rekan di Forum Satelit bilang ada acara kayak Spontan Uhuy... di VL-Edu atau kalo gak salah saya juga di VL-Ensemble. CMIIMW! Tapi di ST1 ini kayaknya gak serame di JCSAT 3A, karena gak rame yang FTA lah tentunya.

Terakhir dari Telstar 10 at 76,5'E. Pinoy movie hit TV 3715 V 4800. Informasi terakhir dari rekan-rekan di Forum Satelit, tv ini juga menayangkan acara "kates-katesan". Tapi saya sendiri belum sempat ngecek soalnya hari hujan terus nih hampir tiap hari, mana actuatornya hanya pake kayu lagi.

Demikian sekilas info, nantikan FTA-FTA lainnya... here at Televisi Satelit Blog!

Read More......

Astro Nusantara - Sekarat

Diposting oleh Maxx | 09.38 | | 0 komentar »

Perselisihan antara pihak Astro Malaysia dengan Rekanannya yang memegang hak siar PayTV Astro tersebut dengan merk Astro Nusantara berujung kepada ditutupnya layanan televisi berbayar ini. Ratusan karyawan Direct Vision pun nasibnya terkatung-katung. Betapa tidak, akibat dari kasus ini selain para pelanggan yang juga sedang menunggu kepastian dari pihak yang berwenang, para karyawan pun sedang menunggu kepastian nasib mereka, apakah akan masih bekerja di Direct Vision.

Gak nyangka setelah beberapa tahun ini tanpa gonjang ganjing yang bisa "membangkrutkan" Astro Nusantara, ternyata kenyataan sangat berbeda sekali. Kasihan para karyawan, bertambah lah lagi angka pengangguran di Negeri Tercinta ini. Mudah-mudahan mereka bisa segera mendapatkan lapangan kerja yang baru.

Untuk para pelanggan, mudah-mudahan ada keringanan dari pihak penyelenggara, paling tidak untuk bulan terakhir biayanya digratiskan.

Sangat disayangkan hal ini bisa terjadi. Padahal dengan adanya persaingan beberapa provider PayTV seharusnya biaya berlangganan bisa semakin murah (pihak konsumen untung). Walaupun sempat disayangkan karena pihak Astro Nusantara yang pernah melakukan monopoli hak siar Liga Inggris tahun lalu.

Jika Astro Nusantara benar-benar bubar, semoga yang lain termasuk pemain baru seperti Aora TV bisa bersaing di kancah pertelevisian berbayar dan tidak hanya sekedar ikut-ikutan, dan tentunya jangan sampai mengikuti jejak Astro Nusantara dengan memonopoli hak siar acara tertentu apalagi Sepak Bola.

Good bye Astro Nusantara, semoga tetap menjadi ingatan bahwa dikau sempat jaya di Indonesia.

Read More......

Ada beberapa hal yang menarik ketika saya punya parabola dan satu set komputer dengan sebuah DVB-Card (punya saya SS2 - SkyStar2 PCI). Di antaranya adalah kemampuan CS-an dan Input Keys yang pada akhirnya inti dari kedua hal tersebut adalah menonton siaran tv berbayar (pay tv) secara murah meriah dan bahkan gratis.

CS-an atau kepanjangannya dalam Bahasa Inggris yaitu CardSharing atau jika diartikan dalam istilah Bahasa Ibu Pertiwinya adalah Berbagi Kartu. Istilah ini berkembang dengan membawa label "internet" dimana sebagian besar proses CS-an ini dilakukan memang dengan menggunakan koneksi internet yang kemudian berkembang lagi istilahnya menjadi "Internet Sharing". Data-data keys dikirim dari user utama (induk) ke user anakan sepenuhnya dilakukan lewat internet.

CS-an juga bisa dilakukan dengan cara "Home Sharing". Home sharing setahu saya tidak menggunakan koneksi internet tetapi menggunakan kabel atau koneksi lainnya yang juga tidak melalui internet. Data keysnya dikirim dari Receiver (langganan) utama ke Receiver anakan lewat kabel tersebut yang tentunya sudah disetting sesuai dengan kebutuhan.

Input keys atau sejatinya bisa diartikan memasukkan keys (hasil) hack dari sebuah PayTV yang keamanan sistem acakannya lemah (misalnya BISS dan Nagravision keys). Cara ini sangat simple, asalkan receiver mendukung fasilitas input keys dari berbagai jenis sistem acakan, maka prosesnya bisa dilakukan sendiri.

Untuk input keys sendiri yang sampai saat ini masih "hidup" (yang masih bisa saya nikmati) adalah televisi dari India yang nangkring di Intelsat 7/10 @ 68,5'E (B4U Movies) pada parameter: Freq = 4064 - Polarisasi = H - Symbol Rate = 19850. Sempat juga menikmati Trace TV (channel musik) di Asiasat 2, tapi sekarang sudah tidak bisa lagi. Trace TV sendiri menggunakan sistem acakan "Seca2" dengan parameter: Freq = 3960 - Polarisasi = H - Symbol Rate = 27.500. Informasi di forum-forum bahwa Trace TV masih ada keys hasil hacknya tapi setelah dicoba masih juga belom bisa (mungkin saya yang salah karena belum khatam belajar nya, hehehe... , nanti diusahain lagi.

Kabar terakhir di dunia input keys adalah Dream TV yang ada di Agila 2 (146'E) yang sampai saat ini masih bisa dibuka acakannya tanpa harus langganan. Tapi, rumor di forum-forum mengatakan bahwa Dream TV juga sedang berbenah untuk memperbaiki sistem acakan yang mereka gunakan sehingga dalam waktu dekat kemungkinan besar masa jaya-jayanya input keys di Dream TV akan segera berakhir. (Sayang sekali beamnya gak nyampe ke Sambas, jadi belom pernah bisa menikmati acara dari Dream TV).

CS-an dan Input Keys masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. CS-an bisa dilakukan gratis (jika ada yang berbagi servernya gratisan) atau berbayar (langganan dengan penyedia server atau teman) dan memerlukan koneksi internet yang cukup (paling tidak internetnya harus di atas 1 KBPS). Untungnya pake CS-an adalah ketersediaan server yang melimpah, tapi sayangnya memerlukan biaya tambahan paling tidak koneksi internet. Tidak seperti input keys yang tinggal memasukkan keys yang kita dapat langsung bisa kita tonton acara tvnya. Namun, sayangnya keys yang digunakan untuk input keys masih terbatas dan tidak melimpah seperti langganan CS-an.

Semoga Bermanfaat!

Read More......

Sambil memikirkan ide-ide baru, iseng-iseng saya terjemahkan artikel dari web SkyGrabber yang saya ambil kemaren. Hal ini saya lakukan karena sulit juga nyari referensi SkyGrabber dalam versi Bahasa Indonesia. Apalagi kadang-kadang kita lebih suka baca dalam Bahasa Indonesi ketimbang menerjemahkannya dari Bahasa Inggris (pake Transtool misalnya).

Buat rekan-rekan pencinta televisi satelit, terutama yang suka Grabbing, berikut terjemahan yang saya buat tentang SkyGrabber secara umum. Jika ada hal-hal mengenai terjemahan ini yang dirasakan kurang sip, silakan berikan komentar dan sumbang sarannya. Terima kasih, selamat membaca! - terjemahan by: Budiarno - (maxx)

"SkyGrabber adalah software yang digunakan untuk mendownload file dari internet secara offline. Software ini bisa memfilter data dari satelit (film, musik, gambar) yang didownload oleh user dan menyimpannya ke hardisk anda. Jadi, anda bisa mendapatkan film baru, musik populer dan gambar lucu secara gratis.

Anda tidak memerlukan koneksi internet online. Atur saja parabola anda pada arah provider satelit dan mulai grabbing. SkyGrabber punya tampilan GUI, sistem filter yang powerful dan pengaturan yang fleksibel. Jika anda ingin memiliki software terbaru secara gratis, SkyGrabber adalah pilihan anda.

Bagaimana cara kerjanya?

Ada beberapa jenis koneksi internet, seperti Dial-Up, ADSL, Leased Line, dan lain sebagainya. Internet satelit adalah salah satu jenis koneksi internet dan digunakan sebagian besar pada daerah terpencil atau daerah dimana akses internet bermasalah karena kekurangannya, atau kecepatannya yang lambat tetapi biaya koneksi internet lokal mahal.

Terhubung ke internet melalui berbagai macam satelit yang mengitari bumi, yang berada pada altitud sekitar 35.786 km di atas garis lintang khatulistiwa dan bergerak di sekitar bumi dengan rata-rata gerak yang hampir sama dengan rotasi bumi sehingga setiap satelit bumi di langit sana tidak akan berubah letaknya (arahnya).

Jadi setiap satelit berada pada suatu arah (point) tertentu di langit, tetapi dimana saja bisa jadi ada signal dari satelit. Signal dari satelit hanya dipancarkan pada daerah tertentu yang melingkupi transmitternya. Ini disebut dengan daerah zona terjangkau (beam area). Bisa jadi terdapat beberapa transmitter satelit.

Jadi anda dapat memperkirakan daerah mana yang bisa menerima sinyal, lihatlah pola jangkauan satu dari sekian banyak satelit. Garis putih di sini menunjukkan area dimana signal bisa ditangkap. Di dekat garis putih menunjukkan ketinggian sinyal. Signal ini dinyatakan dalam satuan dBW. Semakin tinggi nilai dBW semakin kecil diameter antenna yang dibutuhkan untuk menerima sinyal secara normal. Contohnya, sinyal dengan 48 dBW bisa diterima dengan sangat baik menggunakan antenna dengan diameter 60 cm.

Sekarang anda telah mengetahui dasar-dasarnya, mari kita perhatikan teknik detail menggunakan internet satelit. Ada 2 (dua) jenis koneksi internet:

2 way internet satelit dan 1 way internet satelit.

2 way internet satelit adalah koneksi internet asimetris dimana koneksi masuk dan keluarnya melalui satelit.

1 way internet satelit adalah koneksi internet asimetris dengan cara query dikirim lewat koneksi di bumi (gprs, dial-up, dll), sedangkan respon dari permintaan data dikirim melalui satelit.

Bagaimana cara kerja SkyGrabber?

Sebagaimana telah kita ketahui, respon terhadap permintaan data diterima lewat satelit. Satelit mengirimkan data semua user yang berada pada sebuah stream yang sama. Data itu diterima oleh semua yang terjangkau cakupan satelit. Sehingga anda bisa mengatur arah parabola anda pada satelit ini dan kita bisa menerima data tersebut yang diproses (download) oleh para user.

But you say, well, well, we get the data, but how do we get the files that other users are downloading? The SkyGrabber can do it. The program intercepts data of other users, assemble in files and saves files in your hard drive. SkyGrabber makes your life more exciting and interesting.

Tapi anda bilang, baik, baik, kita mendapatkan data tersebut, tapi bagaimana kita mendapatkan file yang sedang didownload oleh para user? SkyGrabber bisa melakukannya hal itu. Program ini bisa menginterpretasi data para user lain, menyusunnya menjadi file dan menyimpannya di dalam harddisk. SkyGrabber membuat hidup anda lebih menyenangkan dan menarik.

Kemampuan SkyGrabber:

* Menyaring informasi sesuai jenis file itu (mp3, avi, mpg ? ?.?. )

* Menyaring informasi berdasarkan IP, MAC address

* Bekerja bersamaan pada Internet dan Grabbing

* Memonitor sistem resource

* Menampilkan download yang sedang berjalan

* Dukungan terhadap Kazza, Gnutella

* Menangani paket TCP, GPE, IP, MPE

* Menangani respon HTTP(200, 206)

* Mendukung dreambox

Peralatan Satelit yang didukung:

Jika anda bukan lagi baru dalam komunitas satelit, anda mungkin tahu program yang bagus untuk menonton tv satelit. Itulah ProgDVB. Program ini adalah salah satu program paling populer untuk menonton tv satelit.

ProgDVB mendukung hampir semua peralatan satelit. Sesuai perjanjian dengan pembuat ProgDVB, ProgDVB Engine telah ditambahkan di dalam SkyGrabber. Ini adalah sebuah engine yang memungkinkan untuk menggunakan peralatan satelit yang mendukung ProgDVB. SkyGrabber juga dapat bekerja dengan StreamReaders, yang mendukung lebih banyak peralatan.

Peralatan yang didukung:

* Anysee (E30S Plus,...)

* AverMedia DVB-S

* Azurewave (TwinHan) (VP-1027, VP-1034, VP-1041,... ).

* BroadLogic 2030/1030

* Compro VideoMate DVB-S

* Digital everywhere FireDTV/FloppyDTV

* DVBWorld USB2.0 DVB-S/DVBWorldDTV(PCI-Sat), Acorp TV878DS/DS110/DS120,

   Nextorm NBS240/NSC120

* GeniaTech products(Digistar DVB-S PCI, satbox, TVStar, Digistar2, Digiwave 103G,...)

* Hauppauge

* Kworld DVB-S 100 ??????????? (Vstream, Dynavision..... )

* LifeView FlyDVB

* 10moons

* Netcast DVB

* NEWMI Advanced DVB

* Pinnacle

* Technotrend

* Tevii

* TBS Q-Box

* Technisat

* Telemann Skymedia 300 DVB (not official)

* Tongshi

* Terratec

* St@rKey usb box

* Devices with BDA driver

"  - selesai......... Semoga Bermanfaat!

(Maaf Artikel Terlalu Panjang)

Read More......

Grabbing - Pengenalan

Diposting oleh Maxx | 08.30 | , | 3 komentar »

Seiring berkembangnya teknologi, kemampuan sebuah komputer pun bisa dipadukan dengan kinerja sebuah parabola yang digunakan untuk melakukan koneksi ke internet. Salah satunya adalah internet one way yang seringkali digunakan untuk aktivitas downloading dalam kapasitas yang besar.

Kemampuan PC selama ini biasa digunakan untuk browsing dan berinternet secara konvensional akan lebih maksimal lagi jika bisa dikoneksikan lewat satelit. Aktivitas offline download yang kemudian dikenal dengan istilah “grabbing” menjadi primadona dalam penggunaan parabola dan PC secara maksimal. Cukup dengan memakai seperangkat PC dan dish (parabola) kita sudah bisa “mengintip” peselancar yang menggunakan sebuah layanan ISP lewat satelit di atas orbit sana.

Untungnya lagi, semuanya dijalankan secara “Free / Gratis” tanpa kita harus membayar sepeserpun kepada sang ISP kecuali biaya PLN. Mengapa? Karena intinya adalah kita “nimbrung” koneksi dari user aktif sang ISP. Banyak data yang melayang menuruni permukaan bumi yang bisa kita “grabb (ambil)” setiap detiknya dengan menggunakan filter berupa software seperti SkyGrabber, FileGrabber, SkyNet, dan TurboGrabber (sepengetahuan saya baru sampai ke situ – harap maklum).

Setiap data yang dipancarkan dari suatu satelit yang menyediakan layanan internet bisa disaring kembali menjadi file jadi seperti: .mp3, .mpg, .avi, .jpg, .bmp, .html, .doc, .flv, .exe, .rar, .zip, dan masih banyak lagi lainnya sesuai dengan keperluan kita, termasuk mengintip email orang lain. Otomatis karena koneksi ini bersifat gratis, kita tidak perlu membayar kepada sang ISP. Untungnya lagi karena data-data yang dipancarkan dari satelit ini tidak terenkripsi. Kalo suatu saat diproteksi dengan sistem enkripsi saya juga gak dapat bayangin gimana kejadiannya, tapi yakinlah pasti tetap ada suatu cara untuk mendekripsinya. Don’t worry too much!

Aplikasi yang paling laris saat ini dalam dunia pergrabbingan adalah SkyNet, karena selain aplikasinya gratis (freeware), kemampuannya yang mumpuni juga sangat menawan walau dibandingkan dengan aplikasi yang bersifat berbayar sekalipun seperti SkyGrabber. Namun karena tampilannya yang tidak GUI membuat user kadang-kadang kewalahan menggunakan aplikasi ini sehingga dibutuhkan kemampuan ekstra tertutama dari segi teknis utak atik regex dan rules-nya.

Kontras dengan SkyNet, aplikasi berkelas sekaligus berbayar yaitu SkyGrabber dan tiruannya TurboGrabber memiliki tampilan GUI dan user friendly sehingga user tanpa pengetahuan mendalam tentang filter pun bisa menggunakannya dengan mudah. Hanya saja karena aplikasi ini berbayar (shareware) maka terpaksa harus nyari kreknya dulu jika kantong tidak cukup untuk membelinya secara resmi. Jujur saja, sudah menjadi rahasia umum aktivitas underground (cracking software) telah muncul ke permukaan dengan publikasi hasil kerja mereka yang lebih “vulgar” (terbuka).

Terlepas dari perbandingan kedua software di atas (SkyNet dan SkyGrabber), tahap keberhasilan dalam pergrabbingan juga ditentukan oleh beberapa hal di antaranya:

- kondisi geografis kita (masalah beam)

- kemampuan pointing (masalah teknis parabola - hardware)

- kemampuan utak-atik (masalah teknis software)

- dukungan fasilitas seperti PLN dan spesifikasi PC (jika grabbing pake PC).

Kemampuan PC dalam menjalankan aplikasi tersebut juga berbeda dengan CPU Usage yang lebih ringan pada aplikasi SkyNet berbanding SkyGrabber. Saya sendiri hanya menggunakan Pentium IV 1.6 GHz dengan RAM 512 MB dengan DVB-Card SkyStar 2 mampu menghasilkan file grabbed yang lumayan memuaskan. Asalkan sinyal datanya stabil (kita bahas kemudian) maka file yang masuk bisa lebih maksimal.

Ada baiknya sebelum membeli sebuah DVB-Card, cari rekomendasi dari rekan-rekan user yang telah menggunakannya, karena dari pengalaman rekan-rekan di forum-forum yang membahas pertelevisian satelit (misalnya www.forumsatelit.com) beda hardware (DVB-Card) akan menghasilkan performa yang berbeda-beda. Sebut saja merk lainnya seperti Twinhan dan DVBWorld, akan beda walaupun sama-sama menggunakan aplikasi SkyNet.

Akhir kata, selalu gali informasi yang ada, keep tracking and googling.

Read More......

Menghitung Jarak 2 Buah LNB

Diposting oleh Maxx | 08.28 | , | 5 komentar »

Kesulitan dalam merakit 2 (dua) buah LNB untuk digunakan sebagai LNB kembar atau ganda adalah menentukan jarak antara kedua LNB tersebut. Selama ini saya pribadi hanya meraba-raba (menerka) jarak tersebut dan tidak pernah menggunakan suatu rumus apapun dalam proses pengukuran. Namun sebenarnya jika kita mau jeli, rumus tersebut ada dan bisa dipraktekkan dalam pembuatan sendiri (manual) LNB Ganda walaupun di pasaran telah tersedia scalar ring jadi bahkan untuk 4 (empat) buah LNB.

Beberapa hari yang lalu rekan-rekan telah mendiskusikan pengukuran jarak ini menggunakan rumus yang pada akhirnya salah satu member forum satelit yaitu Pak Arif (Axels@t aka Axelrose) pun “menelurkan” perhitungan tersebut dalam worksheet berupa file XL. Rumus yang digunakan telah diterapkan dalam pembuatan “hitung-hitungan” sederhana yang dibuat Pak Arif. Insya Allah ke depannya akan kita kembangkan lebih lanjut.

Perhatikan gambar berikut:

Hitungan yang tertera di sini kelihatannya sangat sederhana tapi jika melihat rumus yang digunakan, waduh… lumayan sulit deh. Tapi, dengan bantuan hitung-hitungan ini, alhamdulillah, perhitungan jarak antar LNB jika terpaksa membuat manual “dudukan LNB” ganda ini akan terasa sangat mudah dan saya sendiri sangat terbantu dengan adanya hitung-hitungan ini. Baru saya ingat tentang penyantolan LNB Ku-Band untuk Astro yang pernah kami pasang pada arah utama Satelit Palapa C2 ketika jaman input key masih jaya dulu.

Untuk rekan-rekan yang ingin mendownload aplikasi sederhana menggunakan XL ini, silakan ke thread “SEBUTIR BATU” di Menu Utama Forum Satelit Dot Com.

Selamat Menikmati!

Read More......

Pointing Dish - Pemula

Diposting oleh Maxx | 08.23 | , | 4 komentar »

Baru mengenal parabola dan pernak pernik seputar televisi satelit menggunakan parabola memang dituntut keberanian dan kemauan. Paling tidak seorang “nubie” musti berani untuk utak-atik arah dish (parabola) yang mereka gunakan.

Harus berani karena kadang-kadang kita yang baru memulai sesuatu yang baru takut jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya tiba-tiba sinyal yang diterima parabola sebelumnya lalu hilang dan tidak bisa dikembalikan ke posisi semula. Di forum-forum yang pernah saya temui, hal seperti inilah yang paling sering diungkapkan oleh para pemula (maaf karena tidak tau mau mengistilahkan bagaimana).

Ketakutan seperti ini adalah wajar. Setiap hal baru saya yakin kita pasti mengalami ketakutan seperti ini: RUSAK. Untuk masalah pertelevisian satelit dan parabola, kita harus bertindak bijak. Paling tidak kita harus punya patokan untuk kembali ke “posisi semula” yaitu arah pertama sebelum dish diutak-atik. Nah, yang ini sepertinya sudah menjadi keharusan. Gawat juga jika “Bapak” kita gak bisa nonton RCTI misalnya gara-gara kita nyoba-nyoba muter arah dish ke satelit luar negeri (semula di Palapa C2).

Tandai arah dish pertama kali sebelum diutak-atik. Gunakanlah cat yang terang atau gunakan gergaji besi (jika dish tidak menggunakan actuator). Berikan cat pada tiang penyangga dish (kalo gak salah istilahnya “mounting”) dan mengenai sock jika dish terpaksa diputar-putar. Untuk dish yang hanya sekedar digerakkan ke arah Timur dan Barat, cukup tandai dengan cat atau gergaji besi pada setelan yang berupa besi berulir maupun batangan besi polos yang panjangnya sekitar 30-an sentimeter. Pada pengalaman saya, keduanya saya tandai (baik mounting dan sock maupun setelan besi tersebut) dengan cara mounting pake cat, setelan besi pake gergaji besi.

Setelah proses “menandai” selesai, barulah pointing dilakukan. Cobalah dengan pointing (mengarahkan dish) ke satelit terdekat dulu. Jika posisi semula anda di Palapa C2 menggunakan 1 (satu) buah LNB, coba ke satelit Telkom 1 dulu dengan transponder Telkomvision (sinyal tertinggi di Telkom 1). Jika menggunakan 2 buah LNB, biasanya Palapa dan Telkom sudah berada pada satu arah, maka cobalah satelit lain seperti Asiasat 3S (105,50E), dengan transponder Now TV (3760 H 26.000).

Untuk transponder ini, silakan cari di Rx (receiver) anda. Jika Rx anda menggunakan pengelompokan channel per satelit hal ini menjadi lebih mudah. Jika tidak, maka coba saja dengan menggunakan fitur “Add Channel” (biasanya ada tombol “Search” pada remote controller). Lalu masukkan parameter transponder di sini. Setelah siap, barulah proses pointing dish dimulai dengan mengarahkan dish ke Barat (Telkom dan Asiasat 3S). Jika pemasangan dish yang dilakukan sebelumnya sudah tepat yaitu benar-benar telah disetel untuk mendapatkan satelit dari Timur ke Barat, maka proses pointing akan berlangsung mulus dan mudah. Karena pada beberapa kondisi, biasanya teknisi sengaja menyetel dish pada satelit Palapa C2 dengan kualitas sinyal tertinggi tapi hanya terpaku pada arah tersebut sehingga tidak memungkinkan untuk digunakan tracking satelit lainnya.

Jika demikian, maka kita terpaksa mengubah settingan dengan memutar sock pada mounting. Disinilah gunanya penanda yang kita buat tadi menggunakan cat. Atau biasanya juga LNB yang terpaksa disetting ulang (dibahas kemudian aja ntar artikel ini kepanjangan).

Suatu saat kita harus kembali ke posisi semula (Palapa C2 misalnya) maka kita tinggal menyesuaikan setelan pada tanda yang telah kita buat tadi. Biasanya kalau sudah “keseringan” pointing dish, dengan sendirinya kita akan hafal letak atau posisi arah dish tanpa melihat tanda yang telah kita buat sebelumnya.

Selamat mencoba, dan semoga berhasil!

Read More......

Hobby dan Satelit TV

Diposting oleh Maxx | 08.19 | | 0 komentar »

Ketika teman-temanku hobby bermain sepakbola, aku malah berhenti bermain. Eh, taunya ganti permainan toh. Yang dimainin gak tanggung-tanggung, parabola. Saking keenakan mainin parabola, berubahlah ia menjadi hobby.

Kalau dulu sewaktu SMP masih belum punya parabola, jadi beraninya cuma diskusi tentang bentuk dan warna parabola saja. Urusan cara tracking channel-channel menarik sama sekali gak kesentuh. Baru setelah duduk di bangku SMK dan punya sebuah parabola dengan sistem receiver satelit tv-nya yang masih analog, tak beranikan juga diri ini mainin arahnya ke sana kemari.

Terobsesi pengen dapat channel-channel menarik "penyegar pandangan", akhirnya hafal letak-letak dari arah satelit yang telah ditracking hingga transponder dari channel-channel yang ada. Tapi, sekarang sudah agak "pikun" dan pelupa, sehingga banyak sekali channel-channel yang gak nyangkut lagi di otak. Tambahan lagi sekarang receiver digital parabola yang sudah punya fasilitas Blindscan (mencari buta) yang bisa menemukan sendiri transponder tanpa perlu menginput satu persatu parameternya.

Belum lagi alat tambahan berupa actuator yang telah terpasang pada tiang dish (parabola) yang semakin memudahkan dalam aktivitas tracking itu sendiri. Everything becomes more easily done just by touching one small button on the remote controller.

Tapi, walau bagaimanapun tracking manual tetap saja diperlukan karena tentunya akan lebih akurat dan maksimal. Nah, yang ini kadang-kadang jarang disadari oleh rekan-rekan hobbiest yang sering tracking televisi satelit. Padahal jika disadari, justeru dengan tracking manual akan lebih banyak pengalaman yang didapat ketimbang "tinggal pencet" si remot kontrol.

Setelah terobsesi dalam tracking satelit, akhirnya ikut-ikutan terobsesi membuat alat-alat tracking sendiri yang berupa aktuator kayu, aktuator tali / rantai, dan lain sebagainya. Semuanya punya tujuan pada satu arah yaitu "menangkap televisi satelit" sebanyak-banyaknya. Jelasnya, kita jadi kreatif ketika suatu tujuan ingin kita capai.

Read More......