Baru mengenal parabola dan pernak pernik seputar televisi satelit menggunakan parabola memang dituntut keberanian dan kemauan. Paling tidak seorang “nubie” musti berani untuk utak-atik arah dish (parabola) yang mereka gunakan.
Harus berani karena kadang-kadang kita yang baru memulai sesuatu yang baru takut jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya tiba-tiba sinyal yang diterima parabola sebelumnya lalu hilang dan tidak bisa dikembalikan ke posisi semula. Di forum-forum yang pernah saya temui, hal seperti inilah yang paling sering diungkapkan oleh para pemula (maaf karena tidak tau mau mengistilahkan bagaimana).
Ketakutan seperti ini adalah wajar. Setiap hal baru saya yakin kita pasti mengalami ketakutan seperti ini: RUSAK. Untuk masalah pertelevisian satelit dan parabola, kita harus bertindak bijak. Paling tidak kita harus punya patokan untuk kembali ke “posisi semula” yaitu arah pertama sebelum dish diutak-atik. Nah, yang ini sepertinya sudah menjadi keharusan. Gawat juga jika “Bapak” kita gak bisa nonton RCTI misalnya gara-gara kita nyoba-nyoba muter arah dish ke satelit luar negeri (semula di Palapa C2).
Tandai arah dish pertama kali sebelum diutak-atik. Gunakanlah cat yang terang atau gunakan gergaji besi (jika dish tidak menggunakan actuator). Berikan cat pada tiang penyangga dish (kalo gak salah istilahnya “mounting”) dan mengenai sock jika dish terpaksa diputar-putar. Untuk dish yang hanya sekedar digerakkan ke arah Timur dan Barat, cukup tandai dengan cat atau gergaji besi pada setelan yang berupa besi berulir maupun batangan besi polos yang panjangnya sekitar 30-an sentimeter. Pada pengalaman saya, keduanya saya tandai (baik mounting dan sock maupun setelan besi tersebut) dengan cara mounting pake cat, setelan besi pake gergaji besi.
Setelah proses “menandai” selesai, barulah pointing dilakukan. Cobalah dengan pointing (mengarahkan dish) ke satelit terdekat dulu. Jika posisi semula anda di Palapa C2 menggunakan 1 (satu) buah LNB, coba ke satelit Telkom 1 dulu dengan transponder Telkomvision (sinyal tertinggi di Telkom 1). Jika menggunakan 2 buah LNB, biasanya Palapa dan Telkom sudah berada pada satu arah, maka cobalah satelit lain seperti Asiasat 3S (105,50E), dengan transponder Now TV (3760 H 26.000).
Untuk transponder ini, silakan cari di Rx (receiver) anda. Jika Rx anda menggunakan pengelompokan channel per satelit hal ini menjadi lebih mudah. Jika tidak, maka coba saja dengan menggunakan fitur “Add Channel” (biasanya ada tombol “Search” pada remote controller). Lalu masukkan parameter transponder di sini. Setelah siap, barulah proses pointing dish dimulai dengan mengarahkan dish ke Barat (Telkom dan Asiasat 3S). Jika pemasangan dish yang dilakukan sebelumnya sudah tepat yaitu benar-benar telah disetel untuk mendapatkan satelit dari Timur ke Barat, maka proses pointing akan berlangsung mulus dan mudah. Karena pada beberapa kondisi, biasanya teknisi sengaja menyetel dish pada satelit Palapa C2 dengan kualitas sinyal tertinggi tapi hanya terpaku pada arah tersebut sehingga tidak memungkinkan untuk digunakan tracking satelit lainnya.
Jika demikian, maka kita terpaksa mengubah settingan dengan memutar sock pada mounting. Disinilah gunanya penanda yang kita buat tadi menggunakan cat. Atau biasanya juga LNB yang terpaksa disetting ulang (dibahas kemudian aja ntar artikel ini kepanjangan).
Suatu saat kita harus kembali ke posisi semula (Palapa C2 misalnya) maka kita tinggal menyesuaikan setelan pada tanda yang telah kita buat tadi. Biasanya kalau sudah “keseringan” pointing dish, dengan sendirinya kita akan hafal letak atau posisi arah dish tanpa melihat tanda yang telah kita buat sebelumnya.
Selamat mencoba, dan semoga berhasil!
ga ada manfaat ini blog, copy paste yaa
Trimakasih atas info blog ini...
kebetulan sya sdg trtarik dgn visat..
sya sngat menapresiasi tulisan yg anda buat..
slam hangat slalu..
God Bless u..
bisakah menggunakan antena parabola Aora TV dgn receiver skynindo
cukup membantu bro